Pasar ini muncul akhir 1990-an. Dulu hanya ganja dijual, tapi sejak 2002 jenis yang dijajakan kian beragam. "Mau cari inex sampai putaw juga ada," kata Toto, bekas pengguna narkoba yang sering berkunjung ke Kampung Ambon. Warga Jati Asih, Bekasi, ini nyaman memakai narkoba di dalam Kampung Ambon karena aman dari razia polisi. Saban kali ada penggerebekan, penjual langsung memberi tahu para pasien agar kabur. "Makanya artis dan pejabat juga sering ke sini," kata Toto.
Selebritas memang kerap singgah di kompleks ini, begitu kata seorang warga Permata. Ia menyebutkan beberapa nama. Salah satunya pelawak yang tiap malam muncul di televisi. Biasanya para artis datang sambil menutupi sebagian kepala dengan tudung jaket atau topi. "Kami sudah biasa lihat artis di sini, enggak kaget."
Ketua RT 05 Sandy Pasaneasaia membenarkan pengguna narkoba di wilayahnya berasal dari berbagai kalangan. Pengusaha, mahasiswa, artis, tentara, juga pejabat. Suatu kali, Sandy bercerita, warga memukuli pasien yang naik ke atap rumah Sandy karena dianggap maling. Setelah diperiksa, rupanya si "maling" adalah anggota Tentara Nasional Indonesia. "Sepertinya dia parno (paranoid). Dia ketakutan berlebihan akibat narkoba," katanya.
Kampung Ambon layaknya grosir bagi pedagang narkoba. Bandar-bandar dari berbagai wilayah Jakarta membeli sabu di sini karena kualitasnya dikenal bagus. Takarannya pas karena ditimbang dengan neraca digital. Harganya pun relatif lebih murah. Contohnya, harga setengah gram sabu di Kampung Ambon Rp 700 ribu. "Di tempat lain bisa lebih mahal Rp 50-100 ribu," kata seorang bekas bandar yang dulu biasa memasok narkoba di berbagai kampus di Jakarta.
sumber
Artikel Terbaru Seputar Bola dan Prediksi Bola | www.lintasgol.com
osserem 08 May, 2012
0 comments:
Post a Comment