Lebih dari 100 tahun terakhir, suatu kawasan yang berada di sekitar wilayah kepulauan Karibia telah menarik perhatian yang sangat besar. Kawasan yang dikenal dengan nama Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle) ini telah menjadi kuburan bagi banyak kapal dan pesawat terbang beserta awaknya yang melitas disana. Anehnya, tak ada satu jejak pun yang dapat mengarahkan kepada petunjuk mengapa mereka tiba-tiba menghilang.
Legenda pertama Segitiga Bermuda diawali oleh kisah Christoper Columbus. Dalam perjalanannya menemukan tanah sumber rempah-rempah yang akhirnya justru mengantarkan ia menemukan Amerika, Columbus mengalami suatu masalah ketika saat memasuki laut Sargasso.
Selama lebih dari satu minggu, kapal Columbus berkelana di Karibia tanpa menemukan daratan. Para awak kapal yang sudah merasa berada di dekat daratan ketika setelah beberapa hari tak juga menjumpai daratan. Tak lama setelah itu, Columbus juga menemukan kompasnya menjadi kacau. Jarum kompasnya menunjukan arah yang tak menentu.
Selama lebih dari satu minggu, kapal Columbus berkelana di Karibia tanpa menemukan daratan. Para awak kapal yang sudah merasa berada di dekat daratan ketika setelah beberapa hari tak juga menjumpai daratan. Tak lama setelah itu, Columbus juga menemukan kompasnya menjadi kacau. Jarum kompasnya menunjukan arah yang tak menentu.
Namun, untuk meredam kegalauan dan kecurigaan para awak, ia sengaja tak memberitahukan masalah tersebut. Beberapa hari kemudian, ia kembali melaporkan suatu peristiwa aneh. Columbus menuliskan ia melihat sebuah meteor yang ia gambarkan sebagai bola cahaya besar yang jatuh dari langit. Entah ia menulis hal ini dalam kekaguman atau ketakutan. Columbus dan beberapa krunya juga melihat cahaya yang menari di kaki langit.
Legenda modern dari Segitiga Bermuda segera dimulai setelah lima pesawat angkatan laut AS (Flight 19) hilang pada suatu misi pelatihan di tahun 1945. Kelima pesawat Grummen Avenger yang dipimpin oleh Letnan Charles Taylor dengan 13 orang pilot lainnya hilang tanpa jejak di Segitiga Bermuda. Kerusakan pada kompas Letnan Taylor dianggap sebagai faktor utama penyebab nasib buruk yang dialami penerbangan ini sehingga kehilangan arah dan akhirnya kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut. Namun,sebuah laporan resmi kemudian menyimpulkan bahwa peristiwa tragis ini terjadi karena sebab-sebab yang misterius, terutama berdasar rekaman percakapan para pilot. Misi pencarian yang segera dilakukan tidak menemukan hasil memuaskan. Bahkan, salah satu pesawat pencari yang paling awal diberangkatkan pun ikut menghilang.
Puluhan tahun kemudian, tepatnya di tahun 1991, lima pesawat Avenger ditemukan di perairan berkedalaman sekitar 229 meter, dilepas pantai Florida. Namun, nomor yang tertera pada ekor pesawat menunjukkan mereka bukan bagian dari Flight 19. Hingga kini, dimana kelima pesawat Avenger yang tergabung dalam Flight 19 beserta seluruh awaknya masih menjadi bagian dari misteri Segitiga Bermuda.
Puluhan tahun kemudian, tepatnya di tahun 1991, lima pesawat Avenger ditemukan di perairan berkedalaman sekitar 229 meter, dilepas pantai Florida. Namun, nomor yang tertera pada ekor pesawat menunjukkan mereka bukan bagian dari Flight 19. Hingga kini, dimana kelima pesawat Avenger yang tergabung dalam Flight 19 beserta seluruh awaknya masih menjadi bagian dari misteri Segitiga Bermuda.
0 comments:
Post a Comment