Dana Teroris Indonesia Dari Merampok Hingga Jual Narkoba

Aksi terorisme di Indonesia sudah memakan banyak korban jiwa, mereka menyasar mulai dari tempat hiburan, hotel, tempat ibadah dan juga kedutaan besar. Selain tindakan terorisme sangat keji karena mengorbankan banyak nyawa tak berdosa, tindakan fanatisme mengatasnamakan agama tersebut juga menghalalkan segala cara untuk mendanai aksinya, mulai dari merampok,kejahatan cyber hingga menjual narkoba.

Fakta ini diungkap oleh Kepala Bidang Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution. Irjen Saud menjelaskan bahwa telah terjadi evolusi dalam pendanaan tindakan terorisme, jika pada tahun 2000-an mereka didanai oleh luar negeri melalui kurir dalam jariangan Alqaeda dan juga sumbangan, kini pendanaan berkembang ke system fai, contohnya adalah perampokan CIMB Medan.

"Pencarian dana menggunakan Fai memang dibenarkan oleh mereka," demikian penjelasan Irjan Saud, Selasa (26/6) di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Selain perampokan, modus mereka juga melalui menjualan barang seperti produk herbal dan makanan. Namun modus penggalangan dana teroris terbaru yang diungkap oleh Polri adalah kejahatan cyber. Tersangka terorisme Rizki Gunawan melakukan hack atas situs perusahan forex trading dan mencuri poin member.

"Kemudian, dana yang dihasilkan dari mencuri poin, digunakan membeli dua rumah di Medan, dua ruko, tiga unit mobil, dan tujuh sepeda motor. Barang tersebut gampang dijual, dan harganya tidak akan turun," demikian terang Irjen Saud.

Polisi bahkan memperkirakan adanya pembiayaan terorisme dari penjualan narkoba, mengingat narkotika yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari Timur Tengah.

Mengingat bahayanya aksi kejahatan terorisme ini, pihak kepolisian Indonesia meminta masyarakat terus waspada dan juga bersedia bekerjasama dengan Polri jika ada informasi ataupun melihat sesuatu yang mencurigakan di wilayahnya.
sumber

432215

Posted in: