Seorang pria bernama Piers Casimir-Mrowczynski membeli sebuah pulau tak berpenghuni di kepulauan Mackenzie seharga £55 ribu atau setara dengan Rp814 juta. Pria yang berprofesi sebagai guru itu sengaja membeli pulau tersebut untuk tempat peristirahatan terakhirnya nanti bersama sang istri.
Mrowczynski baru saja membeli pula kecil tersebut pekan ini. Menurut pria berusia 50 tahun itu, ia terinspirasi dan terpikat untuk membeli pulau itu, ketika dokter mendiagnosa ia menderita kanker usus tiga tahun lalu.
"Itu adalah waktu yang sangat sulit tapi untungnya saya bisa melewati dengan baik. Saya tetap berobat setiap enam bulan sekali dan masih menerima pengobatan," kata Mrowczynski seperti dikutip dari Daily Mail.
Berperang melawan kanker, membuat pria itu berpikir tentang kematian. Dari situlah, ia mulai memikirkan tentang tempat pemakaman jika dirinya menghembuskan napas terakhrnya nanti. Mrowczynski pun membeli pulau itu sebagai tempat pemakamannya nanti.
"Beberapa orang mungkin melihat pulau itu negatif, tapi itu adalah bagian yang paling indah di dunia. Dan itu tampak sempurna. Saya bisa melihat laut dan beberapa satwa liar," ucapnya.
Pulau tersebut memang tidak berpenghuni. Dan tak ada yang bisa dilakukan di sana lantaran masih minimnya fasilitas di pulau itu. Tak ada layanan listrik, air dan juga pengaliran dan pembuangan air. Tetapi, kekurangan itu tidak membuat pria yang juga menjadi kepala sekolah di sebuah asrama sekolah komputer ini mundur.
"Tidak semua orang bisa membeli pulau, jadi saya merasa beruntung. Memiliki pulau sendiri adalah impian banyak orang," ujarnya.
Berperang melawan kanker, membuat pria itu berpikir tentang kematian. Dari situlah, ia mulai memikirkan tentang tempat pemakaman jika dirinya menghembuskan napas terakhrnya nanti. Mrowczynski pun membeli pulau itu sebagai tempat pemakamannya nanti.
"Beberapa orang mungkin melihat pulau itu negatif, tapi itu adalah bagian yang paling indah di dunia. Dan itu tampak sempurna. Saya bisa melihat laut dan beberapa satwa liar," ucapnya.
Pulau tersebut memang tidak berpenghuni. Dan tak ada yang bisa dilakukan di sana lantaran masih minimnya fasilitas di pulau itu. Tak ada layanan listrik, air dan juga pengaliran dan pembuangan air. Tetapi, kekurangan itu tidak membuat pria yang juga menjadi kepala sekolah di sebuah asrama sekolah komputer ini mundur.
"Tidak semua orang bisa membeli pulau, jadi saya merasa beruntung. Memiliki pulau sendiri adalah impian banyak orang," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment