Peri, sosok mahluk fantasi yang biasanya memiliki penampilan mungil, menggemaskan, menyeramkan dengan berbagai peringainya. Peri adalah istilah yang sering digunakan pada cerita rakyat, dongeng, fiksi untuk menggambarkan mahluk yang memiliki kekuatan gaib yang kadang kala turut campur dalam urusan-urusan manusia. Di Indonesia istilah peri sering digunakan dalam penerjemahan tokoh yang menggambarkan elf atau fairy (istilah dalam bahasa Inggris) dalam cerita fiksi maupun dongeng-dongeng dari Eropa. Pada kisah fiksi modern karakter Peri sering dipinjam dari versi aslinya dan digunakan dalam kisah fiksi fantasi masa kini dengan berbagai variasi penggambaran tergantung oleh penulis atau penciptanya. Berikut secara ringkas uniknya.com merangkum 5 peri sakti dan imut dengan berbagai perangainya:
1. Aziza (Benua Afrika)
Aziza memiliki makna 'mendekati Dewa'. Aziza merupakan sosok peri yang dikenal di dalam mitologi masyarakat Afrika dan beberapa negara Arab yang berbatasan dengan Afrika. Ia hidup di hutan raya, dan banyak membantu para pemburu dengan kesaktiannya. Mereka juga dikenal dekat dengan masyarakat karena senang membantu dan memberikan dorongan semangat terhadap keyakinan masyarakat yang menyakininya.
Aziza dilukiskan bertubuh kecil, berambut dan senang berada duduk di atas pepohonan. Bahkan di beberapa budaya lisan Afrika, 'jeje', Aziza dilukiskan bertubuh kecil, memiliki satu kaki dan selalu membawa pipa penghisap.
Berdasarkan penjelasan Ochuko Tonukari, Aziza adalah seorang dewi bgi masyarakat Urhobo yang tinggal di Barat Delta Niger, Nigeria. Legenda Aziza adalah salah satu yang popular dan suci di dalam evolusi keyakinan masyarakat Urhobo. Walaupun sekarang keyakinan terhadap Aziza sudah semakin berkurang, dan itu berlaku bagi semua dewa-dewi yang hidup di dalam keyakinan masyarakat urhobo.
2. Bungaya (Jepang)
Kimijuna atau dikenal juga dengan bungaya, merupakan sosok peri yang popular di negara Sakura, terutama wilayah Okinawa. Kemampuan sihirnya sangat dikagumi masyarakat Okinawa.
Bungaya dikenal sebagai sosok bidadara ataupun bidadari (bhs. Jepang: yosei), berpenampilan sosok manusia remaja imut, berambut merah. Sepintas mereka menyerupai boneka, beberapa mengatakan bahwa bungaya hanya bisa dilihat oleh anak-anak ataupun mereka yang berhati 'bersih'.
Mereka hidup di pegunungan Okinawa, pohon gajumaru (banyaan), mereka pun popular di wilayah Yomitan, karena kita dapat menemukan gambar, lukisan, dan pencitraan lainnya di sana.
Bungaya, dikenal memiliki sifat ceria, penolong, dan mengajak manusia untuk bermain-main, namun mereka cepat berubah pikiran. Mereka suka memancing dan memakan ikan. Di dalam keyakinan Ryuku, memercayai bungaya berarti menghormati roh yang ada dipepohonan.
3. Haltija (Finlandia)
Di beberapa wilayah Finlandia, haltija pun dikenal dengan nama väki. Ada beberapa jenis väki yang dikenal diantaranya, veden väki (penunggu air), metsän väki (penunggu hutan). Mereka memiliki kesaktian gaib, untuk menyembuhkan ataupun menyebarkan wabah. Kekuatannya selalu dihubungkan dengan lingkungan sekitar (alam), sebagai medianya. Mereka bisa membuat seseorang tenggelam ataupun mendapatkan ikan yang banyak.
4 Ly Erg (Skotlandia)
Ly Erg, sesosok peri kecil yang popular di dataran Skotlandia, mereka hanya dapat ditemukan di jalanan dekat sungai. Dan hanya ada satu Ly erg, ia berpakaian seperti seorang prajurit, ia disegani atas kemampuan sihirnya. Ada kabar bahwa tangan kanannya yang menyebabkan banyak pertumpahan darah di dalam berbagai peperangan.
Ia juga akan mencegah siapapun yang mencoba mendekati sungai kekuasaannya, dan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan. Dan mundur menjauhinya adalah salah satu cara terbaik, karena jika tidak ia akan mengajak Anda bertarung hingga mati.
5. Sânziana (Romania)
Sânziana adalah nama peri yang disegani dan hidup di dalam budaya tutur masyarakat Romania. Secara etimologi, kata sfânt berarti santa, suci, dan zâna berarti peri.
Bahkan di dalam beragam bentuk dan persepsi, sosok Sânziene dihormati dengan sebuah festival yang ditujukan kepadanya. Masayarakat di sebelah barat Gunung Carpathia dan beberapa wilayah Romania lainnya mereka merayakan hari Sânziene pada 24 Juni setiap tahunnya. Festival tersebut menyerupai perayaan budaya pertengahan musim panas, di Swedia. Di malam Sânziene, diyakini selalu terjadi peristiwa supranatural, khususnya di wilayah Hutan Baneasa atau Hutan Bucium, dekat Kota Cluj-Napoca.
1. Aziza (Benua Afrika)
Aziza memiliki makna 'mendekati Dewa'. Aziza merupakan sosok peri yang dikenal di dalam mitologi masyarakat Afrika dan beberapa negara Arab yang berbatasan dengan Afrika. Ia hidup di hutan raya, dan banyak membantu para pemburu dengan kesaktiannya. Mereka juga dikenal dekat dengan masyarakat karena senang membantu dan memberikan dorongan semangat terhadap keyakinan masyarakat yang menyakininya.
Aziza dilukiskan bertubuh kecil, berambut dan senang berada duduk di atas pepohonan. Bahkan di beberapa budaya lisan Afrika, 'jeje', Aziza dilukiskan bertubuh kecil, memiliki satu kaki dan selalu membawa pipa penghisap.
Berdasarkan penjelasan Ochuko Tonukari, Aziza adalah seorang dewi bgi masyarakat Urhobo yang tinggal di Barat Delta Niger, Nigeria. Legenda Aziza adalah salah satu yang popular dan suci di dalam evolusi keyakinan masyarakat Urhobo. Walaupun sekarang keyakinan terhadap Aziza sudah semakin berkurang, dan itu berlaku bagi semua dewa-dewi yang hidup di dalam keyakinan masyarakat urhobo.
2. Bungaya (Jepang)
Kimijuna atau dikenal juga dengan bungaya, merupakan sosok peri yang popular di negara Sakura, terutama wilayah Okinawa. Kemampuan sihirnya sangat dikagumi masyarakat Okinawa.
Bungaya dikenal sebagai sosok bidadara ataupun bidadari (bhs. Jepang: yosei), berpenampilan sosok manusia remaja imut, berambut merah. Sepintas mereka menyerupai boneka, beberapa mengatakan bahwa bungaya hanya bisa dilihat oleh anak-anak ataupun mereka yang berhati 'bersih'.
Mereka hidup di pegunungan Okinawa, pohon gajumaru (banyaan), mereka pun popular di wilayah Yomitan, karena kita dapat menemukan gambar, lukisan, dan pencitraan lainnya di sana.
Bungaya, dikenal memiliki sifat ceria, penolong, dan mengajak manusia untuk bermain-main, namun mereka cepat berubah pikiran. Mereka suka memancing dan memakan ikan. Di dalam keyakinan Ryuku, memercayai bungaya berarti menghormati roh yang ada dipepohonan.
3. Haltija (Finlandia)
Haltija merupakan roh dan juga diduga menyerupai gnome, ataupun elf. Di dalam mitologi Finlandia, ia dikenal senantiasa membantu dan melindungi sesuatu ataupun seseorang yang berada dalam kesulitan.
Nama Haltija diambil dari sebuah kata dalam literasi bangsa Gothic, haltijar, mengacu pada sebuah makna 'penghuni,' 'penunggu,'. Namun ketika ditulis dengan kata haltia, makan dalam mitologi Tolkien, Haltija berarti adalah sosok elf, mahluk fantasi.Di beberapa wilayah Finlandia, haltija pun dikenal dengan nama väki. Ada beberapa jenis väki yang dikenal diantaranya, veden väki (penunggu air), metsän väki (penunggu hutan). Mereka memiliki kesaktian gaib, untuk menyembuhkan ataupun menyebarkan wabah. Kekuatannya selalu dihubungkan dengan lingkungan sekitar (alam), sebagai medianya. Mereka bisa membuat seseorang tenggelam ataupun mendapatkan ikan yang banyak.
4 Ly Erg (Skotlandia)
Ly Erg, sesosok peri kecil yang popular di dataran Skotlandia, mereka hanya dapat ditemukan di jalanan dekat sungai. Dan hanya ada satu Ly erg, ia berpakaian seperti seorang prajurit, ia disegani atas kemampuan sihirnya. Ada kabar bahwa tangan kanannya yang menyebabkan banyak pertumpahan darah di dalam berbagai peperangan.
Ia juga akan mencegah siapapun yang mencoba mendekati sungai kekuasaannya, dan berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan. Dan mundur menjauhinya adalah salah satu cara terbaik, karena jika tidak ia akan mengajak Anda bertarung hingga mati.
5. Sânziana (Romania)
Sânziana adalah nama peri yang disegani dan hidup di dalam budaya tutur masyarakat Romania. Secara etimologi, kata sfânt berarti santa, suci, dan zâna berarti peri.
Bahkan di dalam beragam bentuk dan persepsi, sosok Sânziene dihormati dengan sebuah festival yang ditujukan kepadanya. Masayarakat di sebelah barat Gunung Carpathia dan beberapa wilayah Romania lainnya mereka merayakan hari Sânziene pada 24 Juni setiap tahunnya. Festival tersebut menyerupai perayaan budaya pertengahan musim panas, di Swedia. Di malam Sânziene, diyakini selalu terjadi peristiwa supranatural, khususnya di wilayah Hutan Baneasa atau Hutan Bucium, dekat Kota Cluj-Napoca.
0 comments:
Post a Comment