Tuesday, June 15, 2010

dampak piala dunia di afrika selatan

Piala dunia 2010 telah dimulai untuk pertama kalinya di benua Afrika. Dibalik kemegahan dan kemeriahannya yang ditawarkan oleh Afrika Selatan (Afsel), tersimpan keprihatinan yang memang sengaja di pinggirkan. Salah satunya adalah Blikkiesdorp.Blikkiesdorp memiliki nama "keren" , Symphony Way Temporary Relocation Area. Tujuan dibangunnya tempat tersebut adalah sebagai sebuah kamp relokasi sementara para tunawisma yang sebelumnya bertempat tinggal di daerah sekitar pembangunan untuk piala dunia. Blikkiesdorp adalah bahasa setempat yang berarti "Kota Kaleng", merujuk dari struktur bangunannya yang terbuat yang dibuat dari seng.

Blikkiesdorp terletak di Delft, Cape Town dan dibangun oleh pemkot Cape Town pada tahun 2007. Blikkiesdorp menghabiskan biaya lebih dari 30 juta Rand untuk pembangunannya. Menjadi hal yang aneh, karena untuk pembangunan Cape Town Stadium sendiri, negara menghabiskan biaya 4,4 Miliar Rand (sekitar US$ 600 juta).
 
Blikkiesdorp akhirnya dikenal memiliki tingkat kriminalitas tinggi. Perampokan, perkosaan, dan aksi vandalisme dilaporkan banyak terjadi disana. Kondisi kehidupan disana sendiri kurang baik karena sanitasi yang buruk dan pemadaman listrikyang sering terjadi. Karena terbuat dari seng, cuaca di dalam gubuk bisa sangat sangat panas ketika siang atau dingin ketika malam. Selain itu daerah yang berangin dan berpasir menambah lingkungan ini menjadi neraka bagi tunawisma yang dipaksa pindah ke tempat ini.
 

Anak-anak yang dipaksa mengungsi, untuk membuat kota terlihat lebih indah dan nyaman bagi para pendukung sepakbola peserta piala dunia.Siapa bilang tempat ini aman...ini adalah salah satu korban pengrusakan. "Gubuknya" dibakar, dan pemerintah cuci tangan, menolak untuk membangun kembali.Pembakaran rumah yang sering terjadi. Hal ini digunakan sekelompok orang yang menolak pindah. Namun yang dibakar bukan rumah mereka, tetapi milik orang lain.

Mau keluar dari tempat ini....hmmmm...siapa yang berani...
Polisi dan kendaraan era Apartheid ditempatkan (secara permanen) di pintu masuk. Mereka digunakan untuk mengatur masuk penduduk, patroli dan memberlakukan jam malam bila diperlukan. Polisi sering melakukan serangan dari intimidasi terhadap penghuni yang masih menolak untuk pindah. 
 
Afsel Undercover. Memang dua sisi mata koin bagi Afsel. Dengan dana yang dikeluarkan lebih dari USD 8,4 Milliar (setara dengan 10 % devisa Indonesia Mei 2010), masih ditunggu apa hasil yang bisa dapatkan Afsel kedepan pasca Piala Dunia. Apakah semua yang telah dikorbankan akan kembali dalam keadaan lebih baik,

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites