Wednesday, March 7, 2012

Sekilas Kehidupan Artis & Industri Film Porno di Jepang (JAV)


Mana ada di dunia ini artis film dewasa menikmati kekayaan, kesenangan, popularitas layaknya bintang film holywood. Nyatanya,kami harus menjawab ada. Yakni artis film dewasa Jepang atau dikenal dengan AV Idol. Mereka melakukan promosi, lewat video klip musik, manga, anime atau video game. Mereka memiliki pendapatan yang melimpah dan penggemar yang banyak.
Dengan sokongan dana yang melimpah dari studio dan agensi mereka, AV idol melakukan semacam  roadshow. Tur dari satu tempat ke tempat lainnya. Dari satu toko rental DVD ke rental DVD lainnya. Mereka melakukan acara jumpa fans, foto bersama, dan pemberian tanda tangan. Ya, mereka layaknya pop star. Promo dan promo terhadap video baru keluaran mereka. Tujuannya apa? Tentu saja agar video baru mereka laku di pasaran.
Namun, bagaimana dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ya, mereka memang harus diam akan profesinya. Di beberapa kasus ada yang dipecat karena ketahuan mereka terjun di industri ini. Ada juga yang membuka usaha baru setelah mereka berhenti dari industri ini. Namun hal ini bisa dibilang jarang. Mareka hanya mencoba untuk menikmati kehidupannya saja. Tak ada pula rasa sesal. Ya, mereka akan selalu fokus pada satu hal, sebagimana orang Jepang lainnya.
Dan tak seperti bintang porno amerika yang banyak menjalin kasih dari lingkaran dalam industrinya, av idol lebih memilih untuk menjalin asmara dengan warga biasa. Mereka mencoba tutup mulut akan identitasnya, namun walau sang kekasih tau identitas pujaannya seorang artis JAV, hal ini dipandang tak jadi masalah Karena pria di jepang telah open minded. Memang ada masalah, namun pada kasus tertentu.
Wanita muda ini (AV Idol) seperti perempuan lainnya. Mereka suka hang out, jalan di mall, nongkrong di café, dan berkeliling di taman bermain. Suka narsis foto-foto atau maen twitter. Singkatnya profesi mereka sepertinya begitu mereka nikmati. Jauh dari prasangka kita, bahwa hidup mereka penuh beban, merasa berdosa, dll.
Sebelumnya, beberapa dari mereka ada yang menjadi model televisi, penyanyi, atau opera di televisi. Baru kemudian mereka terjun di dunia ini. Ada beberapa yang kembali, tapi sangat jarang. Ada pula yang berhenti sekolah kemudian menjadi AV Idol, dan kemudian kembali sekolah lagi (dengan identitas asli). Ada juga yang melanjutkan post-graduate di bidang sejarah. Oh ya, perlu diingat nama yang mereka sandang saat menjadi artis ini ialah nama panggung. Jadi mereka sebenarnya memiliki nama asli (keluarga).
Sensor dan JAV
Sebenarnya untuk memproduksi JAV tidak bisa dibilang murah namun juga mahal. Di tahun 2003 produksi film jenis ini total menghabiskan 5.5 juta yen. Dan di sekitar tujuh tahun ke belakang harga satu keeping CD/VHS harganya ialah 10.000 yen. Namun semakin kini ongkos produksi semakin turun seiring hadirnya teknologi Digital Video Disc (DVD). Penting untuk diketahui bahwa ongkos untuk memproduksi satu keping DVD ini harganya 250 yen. Kemudian mereka menjual di pasaran dengan harga 3000/4000 Yen. Jadi berepa kalo dirupiahin? Yah kasarnya kali aja semua angka Yen itu dengan 100. Jadi kita tahu bahwa satu keping DVD porno di jepang itu harganya sekitar 300/400 ribu rupiah! Dan ini lebih mahal jika dibanding dengan membeli satu buah DVD original film box office. Bandingkan dengan video porno amerika yang paling seharga $20/25 per keping DVD nya.
Lalu kenapa mereka berani memasang harga sedemikian mahal? Ya karena mereka ingin menjual kualitas terbaik dan dengan terus memperluas pasar. Bahkan setelah membayar pajak yang tergolong besar, mereka masih mampu meraup untung 700-800 juta yen.
Tapi kenapa juga dengan harga mahal tersebut penonton disuguhkan pada video porno yang disensor? Nah, ini memang menajdi pertanyaan banyak orang. Kenapa video porno jepang disensor? Memang untuk pasar amerika dan luar mereka tak mensensornya, namun jumlahnya masih dibilang sedikit.
Memang sejak Era Meiji, pornografi benar-benar terlarang. Hal ini terutama sejak kekalahan perang dunia ke 2. Dan terpengaruh oleh ide moral Victorian yang dibawa oleh Amerika. Secara moral pun memamerkan alat genital secara vulgar dianggap tak sopan, terlebih hal ini dianggap melanggar hukum. Ya, hal ini menjadi jawaban dari sudut pandang hukum dan etika “mengapa ada sendor di pornografi Jepang”
Alasan lain kenapa JAV itu disensor dapat dijawab secara teknis. Berbeda dengan video porno amerika yang secara vulgar merekam adegan seks dengan menyorot alat genital dengan penuh penetrasi, JAV menambahkan semacam seni bercinta. Jadi ketika menonton JAV tak semata-mata bertujuan untuk melihat alat genital. Dengan ini video porno Jepang menciptakan berbagai genre video porno. Merekam melalui berbagai sudut pandang kamera, ditambah alur cerita, juga “ilusi” canggih lainnya.
OK. Cukup nampaknya pembahasan kami tentang kehidupan artis porno dan industri video porno di Jepang. Semoga terhibur dan sedikit nambah pengetahuan. (http://mugiimugii.wordpress.com)

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites