Stres nggak cuma diikuti oleh perasaan gelisah saja. Kalau kamu mengalami satu diantara 5 hal di bawah ini, sediakan sedikit waktu untuk pergi keluar, boleh berjalan kaki atau sekedar menelepon sahabat, saran Stevan E. Hobfoll, PhD, pemimpin departemen ilmu tingkah laku di Rush University Medical Center.
Rasa pegal pada mulut.
Nyeri rahang bisa menjadi pertanda kalau kita mengidap teeth grinding (kebiasaan menggesek-gesekan gigi yang biasanya dilakukan secara tidak sadar), biasa terjadi saat tidur dan diperparah kalau kita sedang stres, jelas Matthew Messina, DDS, consumer advisor untuk American Dental Association.
Tidur tidak lelap.
Ketika bermimpi kita akan memiliki energi positif yang sangat besar saat kita tidur, dan itu menjadi alasan mengapa, saat terbangun kita akan memiliki mood yang lebih baik dibanding saat kita tertidur untuk memulai hari ini, jelas Rosalind Cartwright, PhD, profesor psikologi di Rush University Medical Center. Namun, ketika stres, biasanya kita akan terbangun lebih sering dan proses ini sangat mengganggu. Coba capai waktu tidur selama 7-8 jam semalam, dan hindari asupan kafein serta alkohol sebelum tidur. Karena memiliki habit tidur yang baik akan menghindarkan kita dari stres.
Gusi berdarah.
Menurut analisis terhadap 14 studi terdahulu di Brazil, orang yang stres akan memiliki risiko terkena penyakit periodontal lebih besar. Kondisi stres akan meningkatkan hormon kortisol yang akan merusak sistem kekebalam tubuh dan membiarkan bakteri menyerang gusi, ungkap para peneliti. Sering lembur? Dan sering menyantap makan malam di meja kerja? Pastikan sikat gigi selalu diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau. Nggak cuma itu, lindungi juga kesehatan mulut dengan berolahraga dan tidur yang cukup. Sebab cara ini akan membantu kita menurunkan stres, kata Preston Miller, DDS, mantan presiden dari American Academy of Periodontology.
Jerawat dimana-mana.
Stres akan meningkatkan peradangan yang memicu jerawat, kata Gil Yosipovitch, MD, profesor dermatologi klinis di Wake Forest University. Haluskan kulit wajah dengan krim yang mengandung asam salisilat atau benzoil peroksida yang bisa pembunuh bakteri, plus pelembab non komedogenik yang akan membuat kulit tidak kering. Jika perawatan ini tidak menunjukkan respon dalam beberapa minggu, segera berkonsultasi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Suka yang manis-manis.
Jangan langsung menyalahkan kebiasaan ngemil manis pada hormon wanita kita, karena stres adalah faktor pemicu yang lebih tepat untuk disalahkan. Ketika para peneliti dari University of Pennsylvania mensurvei wanita pre dan postmenopause, mereka menemukan hanya terjadi pelonjakan kecil dalam prevelensi hasrat mengemil cokelat yang terjadi pada wanita yang menopause. Peneliti mengatakan stres, dan faktor lain bisa menjadi pemicu rasa lapar akan makanan manis tersebut, jadi bukan hanya masalah hormonal.
Sumber : Rileks.com
0 comments:
Post a Comment