KAMBOJA-PHNOM PENH.Kisah seorang perempuan rimba pernah menjadi pembicaraan di Kamboja. Perempuan itu hidup selama 18 tahun di hutan dan ditemukan pada 2007. Dia kemudian menghilang lagi, tetapi ditemukan di sebuah jamban 11 hari kemudian.
Rochom P'ngieng (29) dilaporkan hilang pada akhir bulan lalu. Keluarganya waktu itu mengatakan percaya bahwa dia telah lari kembali ke hutan. Namun, perempuan itu ditemukan kembali di sebuah jamban di luar rumah sekitar 100 meter dari rumahnya.
"Seorang tetangga mendengar dia menangis," kata Sal Lou, orang yang mengaku sebagai ayahnya, kepada AFP melalui telepon.Rochom Kamphy (28), adik laki-laki "perempuan hutan" itu, mengatakan bahwa kakak perempuannya hilang dari rumah pada 25 Mei dan ditemukan hari Jumat (4/6/2010) lalu.Dia mengatakan, kakaknya itu ditemukan seorang penduduk desa di dasar sebuah lubang dalam, yang merupakan sumur yang tak dipakai lagi dan dijadikan sebuah jamban, dan tubuhnya terendam tinja hingga setinggi dadanya."Dia ditemukan di sebuah jamban sedalam 10 meter. Ini luar biasa. Dia melewatkan 11 hari di sana," kata pria tersebut.
"Kami masih bertanya-tanya bagaimana dia bisa masuk ke dalam jamban itu, yang mempunyai lubang masuk kecil dan tertutup kayu," katanya.Kamphy, sang adik, mengatakan, begitu dikeluarkan dari jamban itu, tubuhnya berbau busuk penuh tinja dan cacing. Dia yakin bahwa makhluk halus hutan mungkin telah membawa kakaknya itu ke situasi tersebut.Kamphy mengatakan, kakaknya yang dirawat di rumah sakit itu kini terlalu kurus dan lemah dan menangis hampir sepanjang waktu.
Hilang tahun 1989
Hilang tahun 1989
Rochom P'ngieng hilang sebagai gadis cilik tahun 1989 saat menggembalakan kerbau di belakang rumahnya di Distrik O'yadao, Provinsi Ratanakiri, sekitar 600 kilometer barat laut Phnom Penh. Di provinsi itu terdapat beberapa hutan lebat paling terpencil di Kamboja.Pada awal 2007, dia dibawa dari hutan dalam keadaan telanjang dan kotor. Dia tertangkap kala mencoba mencuri makanan dari seorang petani. Dia berjalan membungkuk seperti seekor monyet dan mengais-ngais di tanah untuk mencari potongan-potongan nasi kering.
Rochom Kamphy mengatakan, tahun lalu kakak perempuannya menghilang selama sembilan hari sembilan malam. Namun, dia akhirnya pulang sendiri. Kali ini dia menghilang selama sebelas hari.Orang Kamboja menjulukinya "perempuan hutan" dan "gadis setengah binatang". Sejak bergabung kembali dengan masyarakat, dia berulang kali terkena penyakit setelah menolak makanan.Sebelum menghilang bulan lalu, perempuan itu masih belum bisa berbicara, kecuali beberapa kata. Namun, dia bisa mendengarkan dan mengerti kalau diajak bicara oleh anggota-anggota keluarga.
0 comments:
Post a Comment