Konon, proses alami yang mengakibatkan kondisi ini adalah proses yang disebut glycation. Ini merupakan kondisi ketika aliran darah terikat dengan protein untuk menciptakan molekul yang berbahaya dan disebut advanced glycation end products (AGEs). Semakin banyak gula yang Anda asup, makin banyak tubuh Anda menciptakan AGEs.
"Semakin AGEs terakumulasi, mereka akan merusak protein yang diperlukan dengan efek domino," jelas Fredric Brandt, MD, dermatolog dan penulis 10 Minutes 10 Years. Yang paling rentan untuk rusak akibat proses ini adalah kolagen dan elastin, serat protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Faktanya, kolagen adalah protein yang paling prevalen untuk tubuh. Sekalinya rusak, kolagen dan elastin yang seharusnya kenyal akan menjadi kering dan rusak, menciptakan kulit berkeriput dan lembek. Efek penuaan ini mulai sekitar usia 35 tahun, dan meningkat sangat cepat seiring pertambahan usia. Hal ini dilaporkan oleh British Journal of Dermatology.
Selain merusak kolagen, konsumsi gula berlebihan juga akan memengaruhi tipe kolagen apa yang akan Anda miliki. Kolagen terbanyak pada kulit adalah tipe I, II, dan III. Tipe III adalah yang paling stabil dan tahan lama. Glycation akan mengubah tipe III menjadi tipe I, yang adalah tipe paling rentan. Ketika ini terjadi, kulit akan terasa lembek, tak lagi kenyal. Sebagai tambahan lagi, AGEs menonaktifkan enzim antioksidan alami tubuh, membuat kulit Anda jadi lebih rentan rusak saat terkena paparan sinar matahari, yang merupakan penyebab utama penuaan kulit.
Jadi, upayakan untuk mengurangi asupan gula jika tak mau kulit terlihat lebih cepat tua.
Sumber : Kompas Female